Jumat, 17 September 2010

Setiap hari aku merasa makin menikmati menggunakan Ubuntu. Sedikit demi sedikit aku mulai nyaman beraktivitas tanpa Ms Windows. Sebenarnya menggunakan Linux sebagai sistem operasi bukanlah hal baru dalam kegiatan komputasiku. Namun menggunakannya seharian untuk mendukung pekerjaanku, inilah waktu-waktu yang paling aku nikmati. Aku merasakan sendiri begitu besar lompatan inovasi dan kemajuan dari (Ubuntu) Linux dalam upaya menggoyang pasar OS yang sejak akhir 80-an sudah dikuasai oleh Microsoft.

Teringat beberapa tahun silam saat aku mencobai Mandrake (sekarang Mandriva) versi 8. Aku suka user interface-nya. Tapi setelah beberapa waktu menggunakannya, dengan terpaksa aku harus kembali menggunakan Windows 98SE. Printerku tidak dikenali, kartu grafis yang tidak bekerja maksimal adalah alasan mengapa aku kembali ke dunia Windows.

Tapi sekarang sudah berbeda. Ubuntu 10.04 yang aku gunakan sangat stabil dan berjalan agresif di komputer kantor yang notabene menggunakan teknologi 2 tahun yang lalu. Impresif! Printer Canon MP198 dengan mudah dikenali dan kartu grafis onboard langsung terdeteksi dan bisa mengakomodasi semua efek animasi yang ditawarkan (gak kalah sama aero di win 7 loh).

Yang paling bikin nyaman adalah ketersediaan software yang luar biasa banyak. Era download-compile-install sekarang sudah dipersingkat menjadi download-install, terima kasih kepada Ubuntu Software Center.

Bagaimanapun setelah sekian lama bekerja di lingkungan Windows, selalu saja ada kendala disana-sini saat mencoba melakukan hal yang sama di Linux (Ubuntu). Beberapa program seperti teks editor favoritku (PHP Designer 7), Trillian (dan Yahoo Messenger) terpaksa absen dan digantikan dengan BlueFish dan Empathy. Keberadaan Wine memang sangat menyenangkan karena aku tetap bisa menjalankan beberapa software Windows-native. Namun aku menemukan beberapa fungsi yang tidak berjalan dengan benar layaknya saat software tersebut dijalankan di Windows.

Untungnya, aku mendapati bahwa semua hanyalah masalah kebiasaan. Setelah 'terpaksa' membiasakan diri, kini aku malah merasa sangat nyaman bekerja di Ubuntu dan menemukan kembali rasa excited seperti dulu saat aku menemukan hal-hal baru di Windows 3.1. Command Line? ternyata sama menyenangkan menggunakannya seperti saat aku bekerja dengan command prompt di Windows. Sangat jarang aku harus menggunakan command line saat harus berurusan dengan sistim management OS di Ubuntu.

Satu kata : 'Menyenangkan!'

Tiada penghargaan yang lebih besar dari komentar anda
Categories:

3 komentar:

  1. Saya pake acer Non-Cd Rom Pak Hery, gimana caranya supaya saya bisa install di notebook saya pak, dan bagaimana caranya supaya dual boot dengan OS windows saya..thanks

    BalasHapus
  2. Solusinya bisa pake ubuntu remix (versi khusus ubuntu untuk netbook), versi ini di boot lewat flash disk, dan file-nya cukup kecil.
    Solusi lain tentu pake cd-rom external, tentu biayanya lebih gede ;)
    Bisa juga pake virtual drive, jadi file ISO ubuntu di extract ke virtual drive itu, dan di install dari dalam Windows.
    Banyak jalan menuju Ubuntu ;)

    BalasHapus
  3. Hello

    Hery, it is BG, I can't understand what is written, but I can see your blog is very beautiful!!! Thanks a lot for sharing!!!

    See you

    Maria
    a.k.a. BG

    BalasHapus

Komentar Anda..?

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Langganan RSS Feed Follow me on Twitter!