Bulan February 2015 kemarin Aku dan istri memutuskan untuk melego mobil Hyundai Atoz kesayangan kami dan menggantinya dengan Suzuki Ertiga Sporty. Bukan untuk gaya-gayaan tapi lebih kepada kebutuhan keluarga. Anak-anak yang semakin besar, seringnya kami keluar kota serta mobilitas yang semakin tinggi menjadi beberapa alasan dibalik keputusan mengganti mobil keluarga.
Hyundai Atoz keluaran 2003 yang telah menemani kami dari akhir April 2011 terasa semakin kecil saja saat harus mengangkut keluarga kami.
Butuh penyesuaian beberapa waktu saat pertama kami mengendarai Ertiga karena dashboardnya yang lebih besar dibanding Atoz. Aku terkesan dengan suara mesin yang nyaris tak terdengar dari dalam kabin. Tarikannya spontan dan lincah bermanuver di jalanan kota Medan. Lain lagi pengalaman Istri yang berpostur mungil. Agar dapat smelihat dengan leluasa ke depan, Dia harus menambahkan bantal untuk diduduki. Sebenarnya jika kami membeli Ertiga GX tentu masalah ini tidak akan ditemui karena GX sudah dilengkapi fasilitas Driver Seat Height Adjuster untuk mengatur tinggi kursi driver. Tapi kami lebih memilih Ertiga Sporty karena tampilan eksterior yang lebih mengena di hati.
Satu minggu kemudian kami sekeluarga (2 dewasa, 2 anak-anak dan 1 bayi) melakukan perjalanan keluar kota pertama kami mengendarai mobil baru. Kali itu kami mengunjugi mertua di Saribu Dolok, sekitar 100 Km dari kota Medan. Kami akan melalui jalanan berliku dan menanjak sesaat melewati Sembahe. Tak sabar rasanya merasakan tarikan Ertiga saat menanjak. Terbayang kenangan saat harus melewati jalan menanjak menuju Berastagi saat menggunakan Atoz, mesti gigi 1 terus plus AC harus dimatikan, cuy! Let's go!
Nyaman di dalam, tampil beda di luar
Menurutku, mengendarai Ertiga ini sangat nyaman, utamanya saat di dalamnya. Kualitas jok yang lebih baik dari kompetitor (sebelumnya sudah pernah nyoba beberapa sebelum memutuskan beli Ertiga), susunan dashboard dan panel instrumen yang ok ditambah suspensi empuk membuat perjalanan jauh kami terasa lebih asik.
Varian Sporty yang kami pilih juga membuat tampilan luar agak berbeda dibanding Ertiga GL dan GX yang persis sama. Aku suka modifikasi grill depan dan belakang yang merupakan ciri khas Sporty. Tanpa perlu tambah pernak-pernik exterior, tampilannya sudah kelihatan jantan. Kami hanya menambahkan lis krom pada batas antara kaca belakang dengan emblem Suzuki.
Melahap Tanjakan
Sesuai harapan, tanjakan menikung bisa dilahap dengan lincah dengan operan gigi 1, 2 bahkan 3 saat momentum masih memungkinkan. AC dinyalakan full pun tidak mempengaruhi akselerasi. Yang menjadi sedikit keluhan adalah hand break yang harus ditarik agak dalam saat berhenti di tanjakan meskipun tidak terlalu curam. Ini langsung aku catat untuk diperbaiki di servis pertama saat 1000 Km nanti.
Updated: Setelah servis pertama, teknisinya mengatakan bahwa itu normal untuk mesin berpenggerak depan. Solusinya adalah kalibrasi secara barkala saat servis.
AC Dingin Tapi..
Hembusan AC terasa sejuk hingga ke bangku belakang meskipun outlet AC di bangku baris dua tidak dinyalakan. Yang sedikit tanda tanya adalah bau seperti debu dalam ruang kabin saat mobil sudah berjalan jauh. Tidak terlalu kuat tapi terasa di hidung. Sepertinya dengan menambahkan filter AC akan menyelesaikan masalah ini. Aku akan coba tambahkan nanti.
Updated: Beberapa minggu belakangan, saat blower AC pada baris kursi kedua dinyalakan, keluar bau tidak mengenakan. Kebetulan sekarang kilometer sudah menyentuh 5000, waktunya servis kedua. Nanti akan aku tanyakan lagi penyebabnya.
Irit!
Aku mengisi tangki bahan bakar hingga full tank sesaat sebelum keluar kota Medan, kena Rp. 220.000. Perjalanan keluar kota, kemudian mengunjungi beberapa tempat wisata disana lalu pulang, total jarak lebih dari 250 Km, indikator isi tanki hanya berkurang setengah! Puas. Rata-rata konsumsi bensin sekitar 13 Km/liter. Aku rasa harusnya bisa lebih hemat lagi, jika saja cara mengemudiku lebih baik lagi. Contohnya dengan mengurangi akselerasi yang tidak penting.
Kualitas Audio Tidak Maksimal
Model Ertiga Sporty yang kami ambil dasarnya adalah versi GL dengan beberapa penambahan. Sayangnya penambahan itu tidak mencakup twitter seperti pada model GX. Akibatnya suara yang dikeluarkan oleh sound system terasa tidak maksimal, meskipun masih lebih bagus dibanding mobil kami sebelumnya.
Bintik Karat Pada Cat Atap
Hal yang agak menggelitik di hati (dalam arti negatif) adalah aku menemui beberapa bintik karat pada atap bagian belakang Ertiga kami. Cacat ini luput dari penglihatanku saat serah-terima mobil dari showroom. Setelah dicoba beberapa kali digosok dengan cukup kuat, nodanya tidak menghilang. Dalam jangka panjang aku berharap ini tidak melebar. Jika melebar mau tidak mau harus dicat ulang.
Secara general, kami sekeluarga puas menaiki Ertiga Sporty ini. Ruang yang lebih besar, interior yang elegan, ekterior yang sporty dan performa mesin yang ok, memenuhi kebutuhan kami akan mobil keluarga yang handal.
Sedikit catatan negatif pada beberapa sisi agak mengurangi level kepuasan, tapi harus diingat, ini adalah Low MPV. Jadi, yaah, masih masuk dalam batas toleransi.