Selalu Ada Harga Untuk Sebuah Tekad

Wah, sudah lebih dari seminggu sejak terakhir kali aku update blog ini. Kesibukan pengerjaan proyek website terbaru datang bersamaan dengan kesehatan yang kurang baik. Praktis blog ini hanya mengandalkan kunjungan dari google.

Tapi tidak ada yang perlu dikeluhkan. Semua toh banyak hikmahnya.

Pengerjaan proyek website terbaru ini aku lakukan di malam hari supaya tidak mengganggu kerja di kantor yang memang sudah sangat banyak. Klien pribadi yang aku tangani ini meminta agar core-system website miliknya dapat selesai dalam 1 minggu. Sebuah permintaan yang seharusnya aku tolak karena system website-nya belum pernah aku tangani sebelumnya, sebuah website MLM. Tapi entah mengapa klien ini berhasil meyakinkanku bahwa aku mampu mengerjakannya (mungkin aku terhanyut bujukan seorang dedengkot MLM), tentunya dengan iming-iming bayaran yang menggiurkan. Baiklah, aku terima saja. Modal Bismillah saja.

Hari pertama hingga hari ke-empat core-system belum rampung juga. Aku mulai panik. Dalam stamina yang hampir drop, aku mencoba menenangkan diri dan berusaha berpikir jernih mengurai kekusutan pada logika programming yang sudah aku rancang. Yang bergema dalam pikiranku saat itu adalah, aku pasti bisa, aku jauhkan semua ketakutan bahwa aku bisa saja gagal memenuhi deadline. Walau aku bisa saja menyiapkan alasan untuk meminta perpanjangan waktu pengerjaan proyek, tapi aku tidak ingin menyerah. Aku harus mengeluarkan usaha 120%.

Alhamdulillah, aku bisa menyelesaikan core-system tepat pada waktunya. Tapi ada harga yang harus dibayar, stamina jadi drop, aku kelelahan. Untunglah aku ditemani seorang istri yang sangat pengertian dan selalu memberikan dorongan semangat, dengan cara yang tidak biasa (maaf, konsumsi pribadi)

Selalu ada harga untuk sebuah tekad. Aku membayangkan jika aku menolak tawaran pengerjaan proyek kemarin, mungkin stamina tidak akan drop dan jadwal blogwalking bisa terlaksana. Tapi disini lain, rekeningku tidak akan bertambah secara signifikan seperti sekarang dan pengalaman merasakan suatu hal yang baru tidak akan kudapat. Aku bersyukur aku berani mengambil kesempatan yang datang.

Pesan moral dari kerja 'super' keras kemarin adalah :

1. Aku tidak akan mendapatkan hal yang baru, penghasilan yang lebih tinggi jika Aku melakukan hal-hal yang sama seperti yang biasa aku lakukan.
2. Saat kesempatan datang, segera ambil supaya tidak ada penyesalan sehingga menyalahkan keadaan.
3. Ternyata memang ada yang namanya 120% kemampuan, perlu trigger (pemicu) agar kondisi itu bisa muncul.

Baiklah, hidup terus berlanjut, tapi kini aku merasa jauh lebih baik dan lebih siap. Sudahkah anda temukan 120% kemampuan dalam diri anda?