Aku selalu gelisah setiap kali menonton berita politik di 2 stasiun televisi yang sama-sama mengklaim stasiun berita nomor 1 di Indonesia. Dari hari ke hari yang aku lihat keduanya berusaha sebisa mungkin mengorek kebobrokan pemerintah. Dan semua itu dikemas sedemikian rupa sehingga membuat opini seakan-akan menjadi fakta.
Contoh terbaru adalah bagaimana berita tentang SBY yang dituduh curhat bahwa gajinya tidak naik dari tahun 2004. Sebelumnya aku membaca berita itu di salah satu situs berita lokal. Saat membacanya aku tidak mempunyai pikiran apapun selain SBY sedang bercanda saja, normal-normal saja.
Hal yang berbeda saat aku menyalakan TV, tiba-tiba saja kelakar itu menjadi headline dan dibuat seolah-olah SBY sedang minta gajinya dinaikkan.
Aku bukan pendukung SBY, bahkan di dua pemilu terakhir aku tidak nyoblos karena merasa tidak terwakili oleh kontestan yang ada.
Tapi sebagai warga negara, aku merasa tidak saja dikecewakan oleh kinerja pemerintah yang tidak maksimal, tapi juga dibuat kesal dengan berita-berita politik di TV yang sangat LEBAY, tendensius, dan tidak proporsional.
Lihat saja di acara dialog yang ditayangkan di TV, semua kebijakan pemerintah dikritik habis, seolah-olah yang sedang menjadi narasumber adalah orang-orang yang sudah diakui sumbangsihnya oleh masyarakat.
Sulit sekali mencari stasiun berita yang bisa dipercaya memberikan berita yang proporsional. Mengingat pemilik saham stasiun TV Indonesia adalah orang-orang partai yang punya ambisi pribadi (walau dengan alasan ingin membangun Indonesia - anda percaya?).
Jika anda merasakan hal yang sama, saya anjurkan untuk selalu mendapatkan berita dari banyak sumber. Jangan hanya mau di-stir oleh dua stasiun TV berita yang dikendalikan oleh orang-orang yang (menurutku) punya ambisi politik.
Contoh terbaru adalah bagaimana berita tentang SBY yang dituduh curhat bahwa gajinya tidak naik dari tahun 2004. Sebelumnya aku membaca berita itu di salah satu situs berita lokal. Saat membacanya aku tidak mempunyai pikiran apapun selain SBY sedang bercanda saja, normal-normal saja.
Hal yang berbeda saat aku menyalakan TV, tiba-tiba saja kelakar itu menjadi headline dan dibuat seolah-olah SBY sedang minta gajinya dinaikkan.
Aku bukan pendukung SBY, bahkan di dua pemilu terakhir aku tidak nyoblos karena merasa tidak terwakili oleh kontestan yang ada.
Tapi sebagai warga negara, aku merasa tidak saja dikecewakan oleh kinerja pemerintah yang tidak maksimal, tapi juga dibuat kesal dengan berita-berita politik di TV yang sangat LEBAY, tendensius, dan tidak proporsional.
Lihat saja di acara dialog yang ditayangkan di TV, semua kebijakan pemerintah dikritik habis, seolah-olah yang sedang menjadi narasumber adalah orang-orang yang sudah diakui sumbangsihnya oleh masyarakat.
Sulit sekali mencari stasiun berita yang bisa dipercaya memberikan berita yang proporsional. Mengingat pemilik saham stasiun TV Indonesia adalah orang-orang partai yang punya ambisi pribadi (walau dengan alasan ingin membangun Indonesia - anda percaya?).
Jika anda merasakan hal yang sama, saya anjurkan untuk selalu mendapatkan berita dari banyak sumber. Jangan hanya mau di-stir oleh dua stasiun TV berita yang dikendalikan oleh orang-orang yang (menurutku) punya ambisi politik.
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar Anda..?