Sore tadi, bersama teman, aku mengunjungi rumah calon klien yang ingin dibuatkan sistem informasi di perusahaan sablon miliknya. Belum ada kepastian bahwa calon klien ini akan deal denganku, tapi karena dimintai tolong oleh teman tadi, okelah aku jalan saja. Biasanya aku jarang sekali mau datang ke rumah calon klien yang belum pasti jadi klien sih, tapi selalu saja ada pengecualian.
Sesampai disana dan bertemu dengan calon klien, seorang ibu yang cukup berumur, aku pun mulai menanyakan kesulitan yang dihadapinya dan melihat bagaimana aku bisa membantunya.
Pembicaraan teknis tidak ada masalah berarti, semua fungsi yang Ia minta dapat aku penuhi, aku percaya diri. Secara garis besar, Ia ingin ada suatu sistem informasi yang bisa men-track jumlah transaksi perhari, laporan omset berdasarkan rentang waktu tertentu, daftar pengeluaran belanja produksi dan pada akhirnya Ia butuh laporan rugi-laba. No sweat.
Tibalah pada saat negosiasi harga. Dengan pertimbangan pertimbangan fungsi yang tidak rumit, serta job project yang sedang tidak rame, aku mematok harga minimal yang biasanya aku ajukan ke klien-klien sebelumnya. Biasanya tidak ada penolakan sama sekali. Tapi tidak kali ini, Ia mengatakan : "terlalu mahal". Karena merasa itu adalah biaya minimal, aku sama sekali tidak ingin menurunkannya, toh rejeki tak kemana. Ia minta waktu hingga senin ini untuk pikir-pikir. Okelah, aku pun beranjak pulang.
Teringat pula percakapan dengan seorang teman dari negeri Paman Sam, dia bercerita bahwa webdeveloper sepertiku akan sangat mudah mendapatkan US$ 50.000 disana. Jadi makin sedih...kidding :D
Tapi itulah faktanya. Masyarakat Indonesia sudah mulai paham pentingnya software sistem informasi demi kemajuan dan akuntabilitas usahanya, tapi terlalu pelit menganggarkan dana yang dibutuhkan untuk implementasinya.
Aku melihat keadaan ini sebagai tantangan bagi semua pekerja IT untuk menyadarkan masyarakat Indonesia secara umum bahwa pekerja IT layak untuk mendapatkan bayaran lebih :p
Sistem informasi yang terdigitalisasi di satu sisi memang menambah beban pengeluaran perusahaan. Tapi dalam jangka panjang, akan banyak penghematan yang akan dinikmati oleh perusahaan. Penghematan yang paling kasat mata adalah biaya untuk kertas.
Sesampai disana dan bertemu dengan calon klien, seorang ibu yang cukup berumur, aku pun mulai menanyakan kesulitan yang dihadapinya dan melihat bagaimana aku bisa membantunya.
Pembicaraan teknis tidak ada masalah berarti, semua fungsi yang Ia minta dapat aku penuhi, aku percaya diri. Secara garis besar, Ia ingin ada suatu sistem informasi yang bisa men-track jumlah transaksi perhari, laporan omset berdasarkan rentang waktu tertentu, daftar pengeluaran belanja produksi dan pada akhirnya Ia butuh laporan rugi-laba. No sweat.
Tibalah pada saat negosiasi harga. Dengan pertimbangan pertimbangan fungsi yang tidak rumit, serta job project yang sedang tidak rame, aku mematok harga minimal yang biasanya aku ajukan ke klien-klien sebelumnya. Biasanya tidak ada penolakan sama sekali. Tapi tidak kali ini, Ia mengatakan : "terlalu mahal". Karena merasa itu adalah biaya minimal, aku sama sekali tidak ingin menurunkannya, toh rejeki tak kemana. Ia minta waktu hingga senin ini untuk pikir-pikir. Okelah, aku pun beranjak pulang.
Penghargaan kepada Pekerja IT
Dalam perjalanan pulang ke rumah, aku merenung betapa kurangnya penghargaan masyarakat Indonesia secara umum pada pekerja IT. Aku pernah membaca artikel online tentang perbandingan gaji pekerja IT di Asia, menyedihkan :(Teringat pula percakapan dengan seorang teman dari negeri Paman Sam, dia bercerita bahwa webdeveloper sepertiku akan sangat mudah mendapatkan US$ 50.000 disana. Jadi makin sedih...kidding :D
Tapi itulah faktanya. Masyarakat Indonesia sudah mulai paham pentingnya software sistem informasi demi kemajuan dan akuntabilitas usahanya, tapi terlalu pelit menganggarkan dana yang dibutuhkan untuk implementasinya.
Aku melihat keadaan ini sebagai tantangan bagi semua pekerja IT untuk menyadarkan masyarakat Indonesia secara umum bahwa pekerja IT layak untuk mendapatkan bayaran lebih :p
Sistem informasi yang terdigitalisasi di satu sisi memang menambah beban pengeluaran perusahaan. Tapi dalam jangka panjang, akan banyak penghematan yang akan dinikmati oleh perusahaan. Penghematan yang paling kasat mata adalah biaya untuk kertas.
Wah...paradigma masyarakat kita memang harus dirubah. Jangan hanya mengkonsumsi kemajuan teknologi saja..tetapi juga harus berpikir tentang bagaimana memanfaatkannya menjadi sara pendukung bisnis agar lebih produktif dan efsien.
BalasHapusKeinginan untuk memanfaatkan teknologi sebagai elemen pendukung bisnis sudah tumbuh, yang belum tumbuh adalah penghargaan kepada pekerja IT itu sendiri.
BalasHapusBenar, paradigma harus diperbaiki, bli
tetap semangat bang
BalasHapusYou gotta keep your health on top, kindly read this. Hopefully useful for you :)
BalasHapusPowerblock Dumbbells
good share. thanks
BalasHapusThe Diet Solution