Selasa, 15 Maret 2011




Anda pasti pernah menerima pesan berantai. Untuk menyeragamkan definisi, pesan berantai adalah pesan yang diteruskan dari seseorang ke orang lain, begitu seterusnya. Ada ciri khusus dari pesan berantai. Ciri khusus itu adalah anjuran, permintaan bahkan ancaman agar pesan berantai itu harus disebarkan ke orang lain setelah anda baca.

Pesan berantai biasanya memiliki topik pesan yang 'heboh', karena memang kehebohan yang menarik perhatian orang-orang awam.

Dahulu...

Aku teringat waktu pertama kali menerima pesan berantai, waktu itu berbentuk selebaran. Jika tidak salah isi selebaran itu berupa nasehat dari seseorang yang mengaku 'Penjaga Makam Rasulullah'. Sebagian besar isi nasehat dalam selebaran itu cukup bagus. Mengajak kaum muslimin untuk menjaga ketaatan kepada Allah SWT, begitu secara garis besar.

Namun dibagian akhir selebaran, ada 'paksaan dengan ancaman'  yang membuatku meragukan orisinalitas pembuat selebaran itu yang pertama kali. Ada kisah-kisah diselebaran itu yang menggambarkan beberapa orang mendapat celaka karena tidak memperbanyak selebaran itu dan menyebarkannya ke orang lain. Ah, aku tidak percaya dengan ancaman selain dari Al-Qur'an dan Sunnah.

Kini...

Masa berlalu dan kini teknologi internet menjadi sarana ampuh penyebaran pesan berantai. Berikut ini beberapa diantaranya:
  1. Twitter : beberapa kali aku melihat di daftar Trending Topic (topik yang paling banyak diperbincangkan) tersebut beberapa berita hoax. Yang paling hehoh dikalangan teenager twitter tentu saja berita kematian Justin Bieber, hahaha.
  2. BBM dari Blackberry : meskipun aku bukan pengguna Blackberry, aku bisa melihat bagaimana begitu banyak berita bohong yang tersebar lewat BBM itu (dari laporan istriku :p )
  3. Email : salah satu teknologi tertua dari internet ini tetap memegang utama dalam penyebaran pesan berantai.

Aku selalu mengajurkan ke setiap teman untuk tidak langsung mempercayai isi surat berantai, apalagi ikut berpartisipasi menjadi 'tukang pos' gratisan bagi pesan berantai itu. Semua itu karena aku menilai kebanyakan pesan berantai itu berisi berita sampah dan tidak jelas siapa pembuat pesan itu pada awalnya. Sayangnya banyak sekali diantara kita yang begitu naif dan percaya saja dengan isi pesan berantai untuk kemudian dengan lugu menyebarkan pesan berantai itu ke orang lain.

Aku punya anjuran sederhana agar tidak menjadi 'korban' pesan berantai:
  1. Cek kebenaran berita dari situs-situs berita terpercaya. Ini artinya anda harus mulai membiasakan diri lebih banyak membaca berita dari website khusus berita dan bukan website gosip, #noOffence
  2. Jangan terlalu antusias untuk menyebarkan pesan berantai sebelum jelas kebenaran isinya. Jika ternyata isinya adalah kebohongan (apalagi fitnah) bukankah berarti anda turut menyebarkan kebohongan?
Categories: ,

0 komentar:

Posting Komentar

Komentar Anda..?

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Langganan RSS Feed Follow me on Twitter!