Kamis, 21 April 2011


courtesy www.hot-screesaver.com
Ada fenomena bahwa orang-orang pintar dipekerjakan oleh orang-orang 'bodoh'. Para pemegang gelar S3 dipekerjakakan oleh para S2. Sarjana S2 bekerja pada Sarjana S1 dan Sarjana 1 bekerja pada seorang tamatan SMP.

Beberapa owner perusahan yang aku tangani pembuatan websitenya mengaku sama sekali tidak mengerti dunia internet. Bahkan tidak menggunakan komputer sama sekali dalam bisnisnya. Entah sekedar basa-basi atau serius, mereka mengaku kagum dengan kemampuan para pekerja IT. Tentu aku senang dengan pujian itu. Aku merasa pintar.

Tapi kemudian aku berpikir, aku tidak keberatan bertukar tempat dengan mereka. Biarlah aku jadi orang 'bodoh' di dunia IT tapi bisa membayar pekerja IT melakukan hal-hal yang tidak aku kuasai. Dimana salahnya semua ini?

Pola pikir masyarakat Indonesia, bahkan dunia, dan menjadi 'agama' sejak dulu bahwa pendidikan tinggi untuk pekerjaan yang bonafide, gaji yang besar dan berakhir dengan masa depan yang terjamin.

Tapi kenyataannya, di daftar 10 orang terkaya didunia tidak terdapat seorang professor pun. Ini adalah bukti tak terbantahkan betapa pendidikan tinggi tidak berbanding lurus dengan kemakmuran secara finansial. Setidaknya kita sepakat bahwa pendidikan formal bukanlah kunci pembuka pintu-pintu kekayaan.

Tulisan ini tidak bermaksud mengajak untuk tidak bersungguh-sungguh menempuh pendidikan formal atau malah menghasut anda untuk segera drop out. Karena, mengacu fakta di paragraf kedua artikel ini, orang-orang 'bodoh' bersedia membayar tinggi keahlian anda. Ayo semangat mengejar impian...menjadi pekerja kantoran ;)

Apakah anda melihat fenomena yang sama? Beri tahu aku pendapat anda.

Categories: ,

0 komentar:

Posting Komentar

Komentar Anda..?

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Langganan RSS Feed Follow me on Twitter!