Seru juga 'liburan' di Jakarta. Banyak pengalaman dan pengetahuan baru selama mengikuti training di Microsoft Indonesia berkenaan live@edu.
Konsep live@edu kurang lebih adalah bagaimana komunitas pendidikan bisa berbagi pakai file, komunikasi online, email internal serta identity management. Teknologinya sendiri sebenarnya sering ditemui sekarang ini. Contohnya fasilitas berbagi pakai dokumen sudah lama di-implementasikan oleh Google. Namun memang untuk konsentrasi ke dunia pendidikan sendiri, terobosan Microsoft ini cukup menggembirakan. Dan berita bagusnya, teknologi ini ditawarkan gratis..tis. Calon pengguna hanya diharuskan memiliki domain pribadi untuk keperluan pendaftaran.
Tentunya, tidak ada istilah 'free lunch' di dunia bisnis. Aku menduga, Microsoft mengharapkan partnernya mengadopsi MS Exchange Server untuk menikmati fitur advance dari live@edu seperti integrasi PowerShell dengan Outlook Web Interface. Tapi untungnya tidak ada keharusan untuk membeli Ms Exchange Server untuk menikmati lebih dari 75% fitur live@edu yang aku rasa sudah bagus sekali jika benar-benar diimplementasikan.
Ok, itu segelintir tentang teknologi live@edu.
Pengalaman lain adalah, pembicaranya sama sekali gak bisa berbahasa Indonesia. Langsung didatangkan dari inggris. Dengan logat british yang meluncur cepat, harus aku akui sering bikin keningku berkerut. Untungnya lagi, pembicaranya mau mengulang-ulang materi yang disampaikan sekaligus praktik. Tidak ada masalah besar sebenarnya, asik kok.
Btw, kapan ya lalu lintas Jakarta bisa serapi di Singapore? aku menulis posting ini dalam mobil yang akan mengantarkanku ke bandara untuk kembali ke Medan...fiuh.
Konsep live@edu kurang lebih adalah bagaimana komunitas pendidikan bisa berbagi pakai file, komunikasi online, email internal serta identity management. Teknologinya sendiri sebenarnya sering ditemui sekarang ini. Contohnya fasilitas berbagi pakai dokumen sudah lama di-implementasikan oleh Google. Namun memang untuk konsentrasi ke dunia pendidikan sendiri, terobosan Microsoft ini cukup menggembirakan. Dan berita bagusnya, teknologi ini ditawarkan gratis..tis. Calon pengguna hanya diharuskan memiliki domain pribadi untuk keperluan pendaftaran.
Tentunya, tidak ada istilah 'free lunch' di dunia bisnis. Aku menduga, Microsoft mengharapkan partnernya mengadopsi MS Exchange Server untuk menikmati fitur advance dari live@edu seperti integrasi PowerShell dengan Outlook Web Interface. Tapi untungnya tidak ada keharusan untuk membeli Ms Exchange Server untuk menikmati lebih dari 75% fitur live@edu yang aku rasa sudah bagus sekali jika benar-benar diimplementasikan.
Ok, itu segelintir tentang teknologi live@edu.
Pengalaman lain adalah, pembicaranya sama sekali gak bisa berbahasa Indonesia. Langsung didatangkan dari inggris. Dengan logat british yang meluncur cepat, harus aku akui sering bikin keningku berkerut. Untungnya lagi, pembicaranya mau mengulang-ulang materi yang disampaikan sekaligus praktik. Tidak ada masalah besar sebenarnya, asik kok.
Btw, kapan ya lalu lintas Jakarta bisa serapi di Singapore? aku menulis posting ini dalam mobil yang akan mengantarkanku ke bandara untuk kembali ke Medan...fiuh.
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar Anda..?