Sabtu, 19 September 2009

Ketika senja datang diakhir Ramadhan, segenap umat beriman yang ber-Ramadhan serentak mengumandangkan Takbir sebagai tanda syukur atas kemenangan gemilang melewati training month Ramadhan.
Aku selalu merasakan sedih dan kehilangan. Nuansa Ramadhan yang begitu syahdu ditimpali dengan suara tadarus (mengaji al-qur'an) dari surau dan mesjid. Dan, ke-ngantuk-an yang harus dilawan atau sahur akan terlewat. Rasa haus yang teramat dan lapar yang menggigit di siang hari. Sangat khas dan berkesan. Bagiku itu indah sekali.
Namun yang paling terasa bagiku adalah upaya-upaya yang harus aku jalani semaksimal mungkin untuk mengendalikan hawa nafsu selama bulan Ramadhan.
Aku tahu, seperti semua orang yang memaknai Ramadhan sepertiku, andai Semangat Ramadhan ini bisa konsisten aku praktekkan setelah Ramadhan tentu seorang hery yustana akan menjadi orang yang luar biasa. hahahaha.
Ironisnya Semangat Ramadhan terasa sirna di Awal Syawal. Menyedihkan. Terasa seperti anda dilatih untuk menjadi pribadi yang sukses sebulan penuh dan setelah keluar dari pelatihan tersebut seolah-olah anda tidak pernah mendapat latihan sama sekali.
Sekarang ini Awal Syawal. Mampukah aku dan kita semua kali ini berbeda dari Awal Syawal tahun lalu?
Categories: , ,

0 komentar:

Posting Komentar

Komentar Anda..?

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Langganan RSS Feed Follow me on Twitter!